Monday, January 29, 2018

DI RUANG MAKAN bagian 3 - NYONYA-NYONYA Karya Wisran hadi

DI RUANG MAKAN bagian 3 - NYONYA-NYONYA Karya Wisran hadi

DIRUANG MAKAN

TUAN DATANG DAN SEGERA DUDUK DENGAN ENAKNYA DI ATAS KURSI MAKAN, DIIRINGI LAGU YANG LUCU DARI TAPE RECORDER. NYONYA DATANG DAN TERKEJUT MELIHAT TUAN TELAH DUDUK DI RUANG MAKAN

DI RUANG MAKAN bagian 2 - NYONYA-NYONYA Karya Wisran hadi

NYONYA
Tuan! Ekornya, Tuan! Ekornya!

TUAN
Maaf, Nyonya (Berdiri) Nyonya tentu mendengar pertengkaran saya dengan istri saya gara-gara kursi di ruang tamu itu. istri saya sudah mulai main keras. Saya tidak ingin istri saya melihat saya duduk di ruang tamu Nyonya.

NYONYA
Kalau suamiku tahu, bagaimana?

TUAN
Suami Nyonya masih di rumah sakit bukan? Dia tentu tidak melihat kita, eh… melihat saya.

NYONYA
Tuan mau apa?

TUAN
Biasa, Nyonya

NYONYA
Biasa bagaimana? Terus terang sajalah!

TUAN
Duduk di kursi makan tanpa memakan sesuatu maka fungsi kursi makan sebagai kursi makan telah kita abaikan. Seidaknya ada minuman lah, atau makanan ringan

NYONYA
Tuan benar-benar seorang penjajah!

TUAN
Saya bukan penjajah, Nyonya. Tidak percaya? Tanya istri saya. Kursi ini masih ke punyaan Nyonya, bukan?

NYONYA
Ya, mau apa?

TUAN (Duduk)
Barang Nyonya memang enak di duduki

NYONYA
Tuan, haruskah aku menjual kursi yang Tuan duduki itu agar Tuan tidak lagi di situ?

TUAN
Jadi, Nyonya mau menjualnya?

NYONYA
Terpaksa! Agar Tuan tidak duduk lagi di kursi itu

TUAN
Kalau begitu, baiklah. Buka berapa?

NYONYA
Lima ratus ribu

TUAN
Lima ratus ribu? Wah! Kenapa lebih murah daripada kursi tamu, Nyonya? Saya hanya mengingatkan. Apa Nyonya kira harga sebuah kursi makan begini tidak mahal? Nyonya tahu, makan tanpa kursi, biadab namanya. Kursi makan inilah yang menentukan seseorang beradab atau tidak. Kursi makan menentukan status manusia, Nyonya. Dan alat untuk penentu status itu tidak mungkin murah harganya.

NYONYA
Jadi, harus lebih mahal?

TUAN
Saya tidak mengatakan begitu, Nyonya. Saya hanya ingin tahu kenapa kursi penentu status peradaban ini dijual murah sekali. Apa karena Nyonya memerlukan uang atau, karena Nyonya akan kembali menjadi manusia primitif?

NYONYA
Tuan mau beli kursi itu atau tidak?

TUAN
Nyonya jangan begitu mudahnya menjual kursi saat ini

NYONYA
Kalau Tuan tidak mau membelinya, pergi!

TUAN
Jadi, saya dipaksa untuk membeli kursi Nyonya?

NYONYA
Kalau tidak, jangan duduk!

TUAN
Baik. Berapa?

NYONYA
Lima ratus ribu, kataku! Apa Tuan mengharapkan aku menaikkan harga dalam sekian menit saja!

TUAN
Kalau Nyonya menaik-naikan harga, pasti tidak ada pembelinya. Idak percaya? Tanya istri saya.

NYONYA
Tuan berani berapa?

TUAN
Seratus

NYONYA
Apa Tuan sudah gila!?

TUAN
Tunggu. Nyonya menjual kursi ini berdasarkan apa? Kemampuan si pembeli attau keinginan yang  punya kursi?

NYONYA
Agar, Tuan cepat-cepat pergi dari sini

TUAN
Itu bukan alas an perdagangan, Nyonya. Kalau mau mengusir saya, kan ada polisi. Tapi ekornya, Nyonya. Ekornya. Polisi akan menyeret kita ke pengadilan. Nyonya tidak ingin merusak nama Nyonya sendiri, bukan? Coba Nyonya, apa alas an Nyonya yang tepat?

NYONYA
Berdasarkan kemampuan si pembeli, kemampuan Tuan yang terhormat!

TUAN
Jadi, harganya tetap seratus?

NYONYA
Sialan! Baiklah. Mana uangnya!

TUAN (Menyerahkan sejumlah uang)
Ini, Nyonya.

NYONYA (Menghitung uang)
Hanya lima puluh ribu? Separuh dari harga yang Tuan tawar? Tuan jangan main-main dalam perdagangan kursi

TUAN
Hari ini baru mampu separuh, Nyonya. Besok saya lunasi

NYONYA
Tuan berjanji akan membayarnya?

TUAN
Ya. Bila ada uang semuanya bisa lunas, Nyonya. Tidak percaya? Tanya istri saya.

NYONYA
Bila Tuan akan lunasi

TUAN
Bila Nyonya memerlukannya

NYONYA
Baik. Nah, sekarang Tuan boleh pergi!

TUAN (Marah sekali dan berdiri di atas kursi)
Nyonya ini bagaimana? Saya sudah membeli kursi, Nyonya menyuruh saya pergi. Nyonya tahu, sekarang sayalah pemilik kursi ini. Soal akan saya gunakan untuk kursi makan atau untuk berdiri, itu persoalan saya sebagai pemilik. Nyonya jangan coba-coab mengusir seseorang yang sedang berdiri di atas miliknya. Nyonya bisa saya tuntut! Ke pengadilan, Nyonya! (Turun dari kursi) ah, Nyonya telah membangkitkan nafsu amarah saya. Maaf. (Duduk lagi)

NYONYA
Maaf, Tuan. Aku menyuruh Tuan pergi bukan karena hubungan antara penjual dan pembeli

TUAN
Jadi, sebagai apa?

NYONYA
Sebagai… sebagai…

TUAN
Sebagai apa? Terus terang saja, Nyonya. Apakah saya diusir sebagai seorang yang putus cinta, sebagai… wah… sulit juga mengatakan sesuatu yang saya rasakan sendiri, Nyonya. Katakan Nyonya, sebagai apa saya bagi Nyonya?

NYONYA (Tiba-tiba amarahnya bangkit)
Uan telah berutang! Besok Tuan harus bayar! Antarkan uangnya ke sini besok pagi, mengerti!

TUAN
Besok pagi, Nyonya?

NYONYA
Besok pagi!

TUAN
Saya langsung menemui Nyonya?

NYONYA
Langsung!

TUAN
Baiklah. Saya langsung menemui Nyonya besok pagi (Keluar lupa membawa tas)

NYONYA
Benar-benar gigih keparat itu! (Memerbaiki dandanan) apa aku harus gosok gigi lebih pagi?

TUAN (Tiba-tiba muncul)
Maaf, Nyonya. Tas saya ketinggalan (mengambil tas) tadi Nyonya bilang apa? Gosok gigi lebih pagi?

NYONYA (Kelabakan)
Besok, Tuan! Besok! Besok, Tuan! (Berlari ke dalam)

TUAN (Berteriak)
Ya, Nyonya. Besok pagi! Gosok gigi! (Menyanyi senang sambil keluar) pagi-pagi kuterus mandi, tidak lupa menggosok gigi….

DARI ARAH LAIN, KETIGA PONAKAN MASUK SAMBIL MERATAP

PONAKAN A
Malang…. Malang…. O, Datukku. Kau meninggal, tapi istrimu tidak ada di sampingmu…. O, Datukku….

PONAKAN B
O, Datukku. Istrimu tak ada lagi artinya, tak ada…. Dia bukanlah istri yang sebenarnya…. O, Datuk….

PONAKAN C
Maafkan kami Datuk. Maafkan istrimu yang tidak suka padamu itu, Datukku… malang nasib kita… Datuk dapat istri yang menyia-nyiakan suami….

PONAKAN A
Tidak ada gunanya beristri cantik. Kau terbujur di rumah sakit, sedangkan dia di rumah entah membuat kerja apa….

NYONYA
Istrimu bergoyang pinggul sepanjang waktu, sedangkan kau Datuk….

KARENA NYONYA TIDAK DATANG JUGA, MEREKA KESAL

PONAKAN A
Tidak ada orang! sialan!

PONAKAN B (Terus meratap)

O…. Datukku. Datuk telah malang. Dapat istri, tapi….

PONAKAN A
Jangan terus meratap. Tidak ada orang!

PONAKAN C (Terus meratap)
Dari dulu kukatakan tidak ada gunanya istri cantik, kalau….

PONAKAN A
Sudahlah! Dia tidak ada di rumah!

PONAKAN B
O, jadi dia tidak ada?

PONAKAN A
Besok kita ke sini lagi

PONAKAN C
Ya. Sialan benar dia!

KETIGANYA PERGI DENGAN KECEWA

LAMPU PADAM
DI RUANG MAKAN bagian 3 - NYONYA-NYONYA Karya Wisran hadi
4/ 5
Oleh
Add Comments


EmoticonEmoticon